Indonesia Masuk Negara Terkuat di Dunia
5 Oct 2013 11:29:06
Tank TNI (Foto: Aktual.co/Tino Oktaviano)
Sementara 10 negara terkuat lain didominasi oleh negara super power dunia, yaitu Amerika Serikat (1), Rusia (2), Inggris (5), Prancis (6), Jerman (7), Itali (9), diikuti Brazil (10), Turki (11), Israel (13), dan Mesir (14).
Kriteria yang digunakan globalfirepower.com dalam menelaah kekuatan pertahanan masing-masing negara dengan catatan tidak akan memasukan unsur kemampuan penggunaan senjata nuklir. Kajian lebih pada pendekatan kemampuan perang konvensional dari negara yang dikaji. Yaitu dengan menelaah kemampuan dan persenjataan untuk perang darat, perang laut, perang udara dengan memperhitungkan seluruh nilai potensi logistik, posisi keuangan maupun aspek geografis. Metoda yang dipakai dalam hal ini, banyak mirip dengan model kajian pertahanan nasional di Indonesia yang lazim disebut sebagai Asta Gatra, yang terdiri atas Tri Gatra aspek geografis, demografis, dan sumber daya alam. Serta Panca Gatra yang mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan militer.
Formula pemeringkatan GFP ini disusun berdasarkan indeks 40 faktor indikator berbeda sebagai parameter penilaian atas kondisi setiap negara, dengan sistem bonus dan penalti. Contoh, bonus nilai atas kemampuan penghematan konsumsi minyak bumi. Contoh, penalti untuk ketidakmampuan mengelola wilayah perbatasan atau pantai. Seluruh faktor indikator tadi, seperti jumlah tank, meriam, truk logistik, dan semua unsur perang darat, dihitung cermat. Begitu pula untuk aspek perang laut, jumlah kapal perusak, kapal induk, kapal selam, dan sebagainya. Lalu jumlah jet tempur, helikopter, sarana pendukung, bandara. Sebagai pelengkap, GFP pun memperhitungkan faktor jumlah penduduk, luas negara, produksi minyak, hingga jumlah bandara, pelabuhan, jaringan kjalan dan rel kereta api.
Kinerja kekuatan pertahanan Indonesia yang kini naik tiga kelas ke peringkat 15, menurut Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, memang layak diperhitungkan, mengingat ada penambahan sejumlah persenjataan baru. Tapi jumlah ini baru sekitar 30% dari kebutuhan minimum pertahanan (minimum esesential forces/MEF). Idealnya, TNI harus jauh lebih kuat dari sekarang. “Dibandingkan dengan negara-negara militer yang kuat, Indonesia masih sangat jauh,” kata mantan Sekretaris Militer era Presiden Megawati ini.
Jika program penambahan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) bisa diwujudkan Kementerian Pertahanan, niscaya TNI pun akan semakin bergigi di darat, laut, maupun kawasan udara Nusantara. Apalagi bila perekonomian Indonesia bisa laju bertumbuh dibarengi dengan kemantapan dinamika politik nasional.
Namun, kinerja kekuatan militer Indonesia yang dinilai lembaga analisa GFP naik ke peringkat 15 besar dunia itu, ternyata tidak memuaskan Panglima TNI yang baru terpilih, Jenderal Moeldoko. Lulusan terbaik Akabri Darat 1981 ini mengaku alutsista tempur yang dimiliki TNI guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia kini sudah modern. “Tapi, masih kurang. Makanya kita harus bisa lebih bagus lagi,” kata Moeldoko usai dilantik Presiden SBY di Istana Merdeka, Jumat (30/8).
Untuk itu Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan melakukan konsolidasi agar para prajurit memahami organisasi ketentaraan, sehingga tidak memble di lapangan, padahal alutsista yang dimiliki sudah modern. “Langkah pertama konsolidasi untuk memahami organisasi untuk penguatan SDM, Prajurit TNI harus profesional. harus militan. Jangan alutsistanya bagus, prajuritnya memble.”
Dalam periode kepemimpinannya, Moeldoko bertekad akan mendorong modernisasi alutsista secara bertahap, seiring pertumbuhan ekonomi nasional. Ada sejumlah alutsista yang akan didatangkan dari berbagai negara, mulai dari pesawat, tank, hingga persenjataan. “Untuk helikopter Apache memang perlu waktu yang panjang sampai 2018-2021, mungkin 2013 kita baru dapat beberapa. Masalah anggaran, saya tidak bicarakan. Itu domainnya Kemenhan,” ujar Moeldoko yang tercatat juga sebagai panglima terkaya, sesuai pengumuman laporan harta kekayaan penyelenggara negara di KPK.
Terkait kekayaannya, diakui Moeldoko sebagian besar berasal dari mertuanya, sehingga tidak perlu dipermasalahkan karena dapat dipertanggungjawabkan. Sejak menikah, mertua Moeldoko menjamin agar dia fokus menjalankan tugas sebagai tentara saja. “Mertua saya memang pesan, kamu jangan mikirin yang lain, pikirin tugas sebaik-baiknya, semuanya kita beresin. Alhamdulillah itu,” kilah peraih Adie Makayasa ini.
Harta kekayaan Moeldoko lainnya sebagian lagi diperoleh dari hasil kerja kerasnya selama di TNI. “Saya sering ke luar negeri, operasi ke luar negeri sehari USD125. Terus Alhamdulillah saya dapat istri anak orang kaya,” kata Moeldoko saat uji kelayakan di Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (21/8).
Hingga 25 April 2012 saat menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), kekayaan Moeldoko tercatat sebesar Rp36 miliar lebih. Harta itu terdiri atas harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp22,133 miliar, harta bergerak berupa alat transportasi mobil Toyota Land Cruiser senilai Rp1,7miliar, peternakan Rp1,2miliar, logam mulia dan batu mulia senilai Rp4,6 miliar. Ditambah harta bergerak lainnya berupa giro senilai Rp2,8miliar dan USD450.000 atau berjumlah Rp4,5 miliar. Sebaliknya ada juga utang Moeldoko yang mencapai Rp300 juta.







